Internet Menjadi Pedang Bermata Dua Bagi Guru di Dunia Pendidikan

Internet Menjadi Pedang Bermata Dua Bagi Guru di Dunia Pendidikan
Proses perkembangan pendidikan di negeri ini nampak terus berbenah, meliputi hal atau objek-objek yang cukup berbeda pada rel yang biasanya guru jalankan, perubahan rel kebiasaan dan muncul rel atau jalan bari dengan berbagai metode baru dalam kegiatan belajar mengajar membuat adanya indikasi ketidak nyamanan karena bukan hal yang biasa dilakukan selama ini, bagai istilah "dikala sudah merupakan kebiasaan akan terasa nyaman, tapi jika jalur kebiasaan berubah bukanlah hal mudah untuk merubah kebiasaan yang ada".

Sisi yang paling kuat jika kita lihat saat ini adalah kurikulum 2013 yang sedang,akan dan tengah bakal diterapkan, Kurikulum 2013 atau kurtilas ini dikenal dengan tematik integratifnya yang mana berbagai mata pelajaran adalah sebuah kesatuan yang konkrit namun tak cukup sampai disitu jika ini menjadikan alasan, keluhan lain yang sangat terdengar dimana-mana dan dianggap membingungkan para pengajar. dalam realita banyak rekan guru di daerah yang bahkan belum paham kurikulum KTSP kembali dikagetkan dengan perubahan kurikulum yang berganti lagi. Sehingga  bisa diambil kesimpulan bahwa perubahan kurikulum sebaik apapun tanpa dibarengi dengan kesiapan kualitas sumber daya manusia berpotensi membuat kebingungan. Guru bingung bisa jadi menghasilkan murid linglung.

Penyebaran informasi begitu cepat arusnya dari internet namun bak pedang bermata dua, guru yang bisa memanfaatkan TIK dengan mudah melakukan kegiatan belajar mengajar dengan memanfaatkan tekhnologi informasi dan komunikasi semisal, untuk meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar. Dengan youtube misalnya, pengajar tidak perlu lagi membuat sendiri video pembelajaran. Berbagai video tutorial pengajaran ataupun contoh nyata kejadian atau fenomena alam.Kemampuan pedagogik yang baik ditambah dengan teknologi digital sebagai media pembelajaran sangat memungkinkan guru membuat kegiatan belajar yang kreatif.

Bombardir arus informasi begitu luar biasanya dalam 2-3 tahun terakhir ini, kemudahan dan kecepatan ini bukan saja sangat menguntungkan, Generasi muda mengakses dan mendapat pembelajaran dan informasi jauh lebih cepat dari guru menerangkan di kelas. Baik di satu sisi, tetapi bisa menjadi boomerang di sisi yang lain. Validitas informasi menjadi samar.

Jika tidak pada kondisi dan situasi yang benar. Mengambil gadget dari tangan pembelajar jelas bukan lah tindakan yang bijak. Mereka, generasi milenia menggunakan gadget sebagai hal primer dalam kehidupan mereka. Generasi yang sebagian besar kejadian hidupnya bersinggungan dengan dunia maya. Benda pertama yang dilihat saat bangun di pagi hari, dan benda terakhir yang dilihat menjelang tidur.

Memahami dan mencoba mengikuti perkembangan zaman yang begitu cepatnya arus informasi dan begitu mudahya mengkases sesuatu bukanlah pula sebagai pendidik kita harus diam, apalagi menyatakan ini cepatnya arus informasi ini kemudahan berbagai akses menjadi bagian dalam tanda kutip kambing hitam kegagalan pendidikan yang baik, dengan itu pula lah mari kita sebagai pendidik ikuti dan pelajari hal-hal demikian karena jika saja kita pandai memanfaatkan TIK maka konten-konten edukasi kita bisa sisipkan dengan mudah pula.

Sebuah kurikulum yang kita harapkan dengan mempertimbangkan arus informasi yang ada dan penyebaran arus informasi tercepat adalah menggunakan media informasi digital. Kemudahan dan banyaknya informasi yang bertebaran di berbagai portal dan situs akan menjadi kurang memiliki daya guna jika penggunanya tidak tahu bagaimana menggunakannya. Dalam hal ini, guru sebagai pengajar yang akan mengisi informasi dan ilmu pengetahuan pada anak didiknya mutlak harus mampu menggunakan dan memanfaatkan teknologi informasi digital.

Regards Deni Demian Renovtri 

Translate

close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==